Pelajaran 9
APRESIASI SENI RUPA
MURNI
A.
Seni Rupa Murni
Bentuk
karya seni rupa terdiri atas bentuk dua
dimensi (dwimatra),yang memiliki ukuran panjang dan lebar, hanya bisa dinikmati
dari satu sudut pandang. Contohnya lukisan,
batik, ilustrasi, dan tiga dimensi
(trimatra), memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggidapat dilihat dari
berbagai arah. Contohnya adalah
patung, wayang golek,diorama, arsitektur, meja, dan kursi.
Secara umum seni rupa terbagi dua cabang,
yaitu seni rupa murni (pure art/fine
art) dibuat dengan fungsi keindahan. Contohnya adalah seni patung dan seni lukis.Dan seni murni terapan (appied art),dibuat bukan hanya
fungsi keindahan, namun dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya ukiran kursi, vas bunga, tas dan kipas.
1 Seni
Lukis
Seni
lukis adalah seni yang mengekspresikan pengalaman artistic seorang seniman
melaluibidang dua dimensi. Para
seniman seni lukis memanfaatkan unsure bidang, warna, tekstur, bentuk, nada,
komposisi, dan ritma serta ungkapan ide, gagasan, tema, isi, dan perasaan untuk
membuat sebuah karya seni.
Berdasarkan media, bahan, dantekniknya,
seni lukis dapat dibedakan menjadi, beberapa macam, antara lain :
a. Lukisan
Cat Minyak (Oil Painting)
adalah lukisan yang menggunakan cat berupa tepung atau pasta yang
dilarutkan/dicampur dengan minyak (lijn
oil). Media yang digunakan untuk melukis adalah kanvas, triplek, atau
kertas. Alat yang digunakan untuk melukis adalah kuas atau pisau palet. Cat minyak
yang digunakan biasanya dijual dalam bentuk kemasan(tube) salah satu pelukis
Indonesia yang menggunakan cat minyak adalah Ivan Sagito.
b. Lukisan
Cat Air (Water Colour)
adalah lukisan yang menggunakan media cat air yang memiliki sifat transparant (tembus pandang)/aquarel
yang dilarutkan dengan air. Medianya membuat lukisan cat air dengan umumnya
lertas putih atau kertas khusus cat air.
c. Lukisan
Pastel (Oil Pastel) adalah
lukisan yang menggunakan butiran pigmen warna yang telah dipadatkan seperti
batangan kapur. Cara melukisnya dengan menggoreskan batangan ke atas permukaan
kertas bertekstur atau kanvas. Lukisan ini menghasilkan jejak-jejaktekstur yang
tidak rata.
d. Lukisan
Arang (Conte) adalah lukisan
yang menggunakan arang (conte) dapat
menghasilkan lukisan berkesan gelap terang. Pengaturan nuansa bentuk dan cahaya
sangat menonjol dari lukisan ini. Lukisan arang tidak hanya berwarna hitam
saja, dewasa ini banyak dipakai warna-warna yang lain seperti merah, biru,
coklat, krem dan hiaju. Conte
biasannya berbentui serbuk tapi adapula yang berbentuk batangan seperti pensil.
Cara penggunaan dibiasanya digosok menggunakan kapas atau kuas.
e. Lukisan
Al-Fresco : termasuk jenis lukisan
dinding (mural). Al-fresco sendiri
mengandung arti fresh atau segar.
Teknik melukis
dikerjakan dengan teknik tempera yang dibuat pada saat tembok masih dalam
keadaan basah, kemudian dilapisi dengan “lepa” sehingga catnya mudah meresap
dan tahan lama. Lukisan ini berkembang pada zaman renaissance pada diding gereja. Salah satu seniman yang terkenal
adalah Michaelangelo yang melukis
pada kubah gereja St. Pieters di Roma dan lukisan Raphael di Istana Vatican.
f.
Lukisan al secco : media yang digunakan untuk lukisan al
secco sama dengan lukisan al fresco,
namun lukisan al secco dilukis setelah temboknya kering. Contohnya lukisan Leonardo da Vinci berjudul The Last Super menghiasi gereja Santa
Maria Delle Grazie di Milan (Italia).
g. Lukisan
Tempera : adalah lukisan
yang dibuat ditembok (mural). Setelah tembok kering, catnya diaduk dengan bahan
perekat, bahkan ada kalanya cat air dicampur dengan putih telur sehingga
hasilnya seperti cat minyak. Lukisan tersebut disebut juga Gouace. Lukisan tempera banyak ditemukan di daerah Eropa. Lukisan
ini menjadi hiasan dinding gereja dan istana. Puncak kemegahan lukisan ini
adalah pada zaman Renaisance.
h. Lukisan
Azalejo : adalah lukisan
yang dikerjakan dengan cara menenpel potongan dari suatu bentuk tertentu sesuai
dengan pola gambar.
i.
Lukisan Mozaik :
adalah lukisan yang
menggunakan teknik menempelkan pacahan kaca,porselen, nulir mineral, batu
berwarna atau biji-bijian yang disusun sesuai pola gambar. Biasannya dilukiskan
pada diding, bangunan, lantai, dan langit-langit. Lukisan ini ditemukan di
Tiongkok, mesir Kuno, Yunani, Romawi, India juga dikembangkan di Indonesia.
j.
Lukisan Intersia : lukisan intarsia tekninya sama dengan
mozaik, hanya bahan yang ditempelkan berupa kayu tipis atau kulit kayu pada papan
yang diberi warna-warni. Lukisan ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan
Swiss.
k. Lukisan
Kolase (collage) :
adalah lukisan yang menggunakan teknik temple, patri, las, ikat, renda, jahit,
dan jalin. Media yang digunakan bisa barang bekas seperti onderdil mesin,
limbah, papan, kulit kayu, kerang, kain perca, bulu binatang, dan serat.
l.
Lukisan Kaca (Glass Painting) : lukisan yang dibuat dengan menempelkan
bagian kaca yang satu dengan kaca yang lain dengan bantuan timah. Kaca-kaca
tesebut dibentuk dan ditempelkan sesuai dengan pola tertentu dengan warna-warna
yang beragam. Lukisan kaca berkembang pada zaman Ghotic di Eropa dan digunakan
untuk menghiasi gereja-gereja Katolik. Lukisan kaca dapat juga dibuat dengan
cara dilukis dengan menggunakan cat minyak. Caranya adalah melukis terbalik
sehingga hasilnya berada dibelakang kaca. Di Indonesia lukisan ini berkembang
pesat di daerah Trusmi Cirebon ( Jawa Barat).
m.
Lukisan Batik (Batik painting) : membuat batik bahannya pada kain
diperlukan kain, lilin cair, dan canting. Sedangkan membuat lukisan batik
diperlukan kain dan cat berupa naphtol
dan indigos..Hasil lukisan batik ini
lebih ekspresif dibandingkan denganbatik yang dibuat dengan canting. Beberapa
seniman yang menonjol dalam teknik ini diantaranya Amri Yahya, Abas Alibasyah,
Bambang Utoro, Bagong Kussudiarjo, dan Kuswaji Kawendro.
2 Seni
Patung
Seni
patung merupakan suatu bentuk pengungkapan pengalaman artistik seniman yang
ditampilkan dalam wujudkarya tiga dimensi (trimatra). Hasil karya ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.
a. Bahan
dan Teknik Pembuatan Patung.
Untuk
membuat sebuah patung ada beberapa bahan dan teknik yang di gunakan. Berikut
ini diantaranya :
1)
Bahan keras : dapat berupa kayu, batu cadas atau
andesit, logam, gading, tulang, dan tanduk. Teknik yang dapat digunakan untuk
membuat patung dari bahan keras adalah dengan teknik pahat, kecuali bahan yang
terbuat dari logam. Semnetara yang terbuat dari bahan keras logam seperti
perunggu, kuningan, emas, perak, tembaga, besi bisa dilakukan dengan teknik cor
(bivalve dan a cire perdue), tempa, patri, dan las tuang.
2)
Bahan palstis : dapat berupa tanah liat, semen,
plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips. Patung dari bahan plastis bisa
dibuat dengan teknik membentuk, membutsir, mencetak, nodelling, coiling, pijit,
dan slabing.
b.Bentuk
dan Wujud Seni Patung
Berikut ini
beberapa bentuk dan wujud patung :
·
Bagian kop : pembuatan patung yang hanya menggambarkan
bagian kepala saja.
·
Bagian buste : merupakan pembuatan patung yang
menggambarkan bagian dada atau bentuk dada dan kepala.
·
Bagian torso : merupakan pembuatan patung yang menggambarkan
badan.
c. Teknik
Membuat Patung
Dalam membuat patung seorang seniman
dapat menggunakan berbagai teknik bergantung pada bahan dan keahlian yang
dimilikinya. Teknik-teknik tersebut, antara lain :
1) Teknik
mengecor : adalah teknik
yang dipakai jika media yang digunakan bersifat cairan. Sebelum mengecor
seorang pematung harus membuat cetakan terlebih dahulu. Untuk mendapat cetakan,
pematungharus membuat model patung jadi
atau model positif, setelah itu pematung membuat cetakan negatif. Bahan yang
digunakan untuk membuat patung berbeda dengan bahan untuk membuat cetakannya.
Contohnya, jika bahan yang digunakan untuk membuat patung adalah logam, maka
bahan untuk embuat cetakannya adalah gips atau tanah liat. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
cetakan adalah bagian yang satu dengan yang lain diusahakan tidak terkunci,
supaya mudah dilepas. Ada dua jenis cetakan teknik mengecor patung menggunakan
teknik, yaitu :
a.
Bivalve yaitu teknik mengecor dengan
cetakan yang dapat dibongkar pasang. Teknik ini dipakai untuk mendapatkan hasil dalam
jumlah banyak dengan model yang sama.
b.
A cire perdue dpakai hanya untuk
mendapatkan satu hasil, sekali pakai. Cetakan terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan
seperti tanah liat, gips.
2) Teknik
modeling : adalah teknik
membuat suatubentukdengan caramemijit, meremas, dan membentuk sesuai yang
diinginkan. Bahan yang digunakan adalah bahan yang bersifat plastis seperti,
tanah liat, platisin, lilin, dan bubur kertas.
3) Teknik
Konstruktif (Menempel) :
teknik membuat patung dengan cara menempelkan bagian yang satu dengan yang lain
sedikit demi sedikit sehingga menjadi sebuah karya patung. Bahan yang
dipergunakan bervariasi, bisa tanah liat, lilin, logam, dan bubur kertas.
B. Sikap
Apresiatif terhadap Karya Seni Murni
1 Seni
Lukis
Dalam
membuat sebuah karya seni lukis, para seniman menentukan tujuan pembuatan
karya, antara lain :
a. Tujuan
Religius : menjadikan
lukisan yang dibuatnya sebagai pengabdian yang ditujukan kepada Tuhan, nenek
moyang, atau para Dewa. Contohnya lukisan pada gua Leang-leang di Maros,
Sulawesi selatan.
b. Tujuan
Magis : menjadikan
lukisan yang dibuat mendatangkan magis atau sihir. Lukisan tersebut bersifat
primitif.
c. Tujuan
Simbolis : kegiatan
melukis untuk melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau kelompok.
Misalnya, cita-cita kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak positif yang
bermanfaat bagi manusia. Contohnya lukisan yang dibuat dengan tujuan simbolis
adalah lukisan kepahlawanan P. Diponegoro karya basuki Abdullah.
d. Tujuan
Estetis : kegiatan
melukis dengan semata-mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya
dapat dinikmati sebagai penghias dekorasi. Contohnya lukisan pemandangan.
e. Tujuan
komersial : melukis
dengan mengutamakan selera pembeli. Contohnya adalah para pelukis dijalan.
f.
Tujuan Ekspresi : melukis untuk mengekspresikan
perasaannya sendiri, tanpa melihat unsure-unsur lain.
2 Seni
Patung
Dalam
pembuatan seni patung, para seniman juga menentukan tujuan pembuatan
karya-karyanya. Berikut ini beberapa diantaranya :
a. Tujuan Religius : untuk acara keagamaan. Contohnya arca-arca
yang terdapat pada candi-candi yang metupakan perwujudan dari dewa.
b. Tujuan Monumen : bertujuan untuk
politis, historis, simbolis, dan filosofis. Contohnya patung Monumen Pancasila
Sakti di Lubang Buaya dan patung Jendral Soedirman, Monumen Serangan Oemum 1 maret di Jogjakarta.
c. Tujuan Kebesaran Raja : dibuat untuk
menghormati dan mengagungkan raja. Contohnya Ratu Ken Dedes sebagai Devi
Prajnaparamitha.
d. Tujuan Ekspresif : bertujuan dibuat
semata-mata hanya mengutamakan segi ekspresi estetis, ide, gagasan, dan persaan
seniman saja. Contohnya beberapa seniman patung yang bertujuan ekspresif adalah
Edi Soenarso, Nyoman Nuarta, Saptoto, G. Sidharta, Rita Widagdo, dan I Gusti
Nyoman Lempad.
Pelajaran 10
SENI RUPA MURNI NUSANTARA DAN
MANCANEGARA
A. Konsep
Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
Karya seni rupa murni banyak diproduksi
oleh perupa di nusantara dan mancanegara :
Di Nusantara antara lain
:
v Seni
Lukis :R. Saleh, Abdullah Surjosubroto, Wakidi, Basuki Abdullah, Affandi, S.
Sudjojono, dan Dullah.
v Seni
Patung : Nyoman Tjokot, But Muchtar, Nyoman Nuarta, Rita Widagdo, G. Sidharta,
dan Dewa Made.
v Seni
Grafis : Abdul Salam, Mochtar Apin, Oesman Effendi, I Made Daryana, Widayat,
dan AD Pirous.
Mancanegara :
v Seni
Lukis : Vincent van Gogh dan Rembrandt van Rijn dari Belanda,Claude Monet, Paul
Cezanne, dan Paul Gauguin dari Prancis, Salvador Dali dan Pablo Picasso dari
Spanyol, Leonardo da Vinci dari Italia, Jackson Pollock dari Amerika.
v Seni
Patung : Michelangelo dari Italia dan Auguste Rodin dari Perancis
Dengan demikian, dapat
dikatakan Seni Rupa murni nusantara adalah gagasan manusia yang berisi nilai
nilai budaya nusantara yang di ekspresikan melalui pola kelakuan tertentu
dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang
yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan
bermakna. Seni rupa murni nusantara adalah seni rupa murni yang berisi
nilai-nliai budaya nusantara.Sedangkan seni rupa murni mancanegara adalah seni
rupa murni yang berisi nilai-nilai budaya mancanegara.
B. Ragam
Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara.
1. Seni Lukis
: Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua.
Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas bidang
datar. Dari membubuhkan cat diharapkan dapat mengekspresikan berbagai makna
atau nilai subjektif. Nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi oleh
budaya yang dimiliki pelukisnya.Seni lukis Indonesia berkembang, pada
gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya nusantara, sedangkan
seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya nusantara.
2. Seni Patung :
Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa yang berdimensi tiga.
Membuat patung berarti membuat benda
tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan
karya yang indah dan bermakna.
3. Seni Grafis
: Seni grafis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua.
Dari segi teknik pembuatannya menggunakan teknik mencetak dengan berbagai
cara yaitu teknik cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring dan cetak cahaya atau
photography.
C. Gaya
Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara :
Gaya/corak atau aliran dalam seni rupa beraneka
ragam, secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
1. Tradisional : Gaya ini juga terbagi
menjadi dua yaitu primitif dan klasik
2. Modern :
Yang dimaksud modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami
kemajuan, perubahan dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni
rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
v
Representtif
: Representatif dari representasi yang
mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau
sesuai keadaan.Gaya seni rupa yang tergolong representasi antara
lain :
ü Romantisme :
Romantisme dari kata roman yang berarti cerita isme yang
berarti aliran/gaya.Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang
penggambarannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang.
Perupa mancanegara tokohnya adalah Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris),
Rubens (Belanda). Perupa Nusantara adalah Raden Saleh.
ü
Naturalisme :
Naturalisme berasal dari kata nature atau
natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliran/gaya. Naturalisme adalah
:gaya/aliran seni rupa poenggambarannya sesuai
dengan keadaan alam atau alami.
Perupa mancanegara adalah Rubens, claude, Gainsborough, dan Turner. Perupa
Nusantara adalah Abdullah Suryobroto, Wakidi, Mas Pringadi, Basuki Abdullah.
ü
Realisme
: Realisme berasal dari kata real yang
berarti nyata dan isme yang berarti aliran/gaya. Realisme
adalah gaya/aliran seni rupa yang pengggambarannya sesuai dengan kenyataan
hidup. Perupa Nusantara adalah : Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan
Dullah. Perupa Mancanegara adalah Rembandt van Rijn (Belanda)
v
Deformatif
: Deformatif berasal dari kata dari kata
deformasi yang berarti perubahan bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan bentuk baru, namun masih menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni
rupa yang tergolong deformatif antara lain :
ü
Surealisme
: dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata,
dan isme yang berarti aliran/gaya. Surealisme adalah gaya/aliran seni rupa
yang penggambarannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya
otomatisme psikis yang murni atau alam mimpi. Perupa mancanegara tokohnya
adalah : Salvador Dali dari Italia.
ü
Impressionisme
: dari kata impression yang berarti
kesan sesaat dan isme yang berarti aliran/gaya. Impressionisme adalah aliran/gaya
seni rupa yang penggambarannya sesuai kesan saat objek tersebut di lukis.
Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti : Claude Monet, Paul
Cezzanne, Georges Seurat dan Paul Gaguin. Perupa Nusantara adalah S. Sudjojono.
ü
Ekspresionisme
: dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme
gaya/aliran. Ekspresionisme adalah aliran/gaya seni rupa yang
penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat
melihat objek. Tohoh mancanegara adalah Vincent van Gogh dari Belanda.
Perupa nusantara adalah Affandi.
ü
Kubisme
: dari kata kubus yang berarti bidang
atau bentuk persegi empat dan isme yang berarti gaya/aliran . Kubisme adalah aliran/gaya
seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya
kubus. Tokoh mancanegara adalah Pablo Picasso dari Spanyol. Perupa
Nusantara adalah But Mochtar, Mochtar Apin, Srihadi, Fajar Sidik.
v
Nonrepresentatif
(abstraksionisme) : mengandung pengertian suatu
bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang sederhana bahkan bentuknya
sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa
susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa
ini yang tergolong abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni.
Tokoh perupa mancanegara Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan
Jackson Pollock. Perupa Nusantara Amri Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar, dan
Srihadi.
3. Postmodern :
Postmodern atau disingkat posmo adalah gaya seni rupa pasca atau
sesudah modern. Jika seni rupa trasidional memiliki ciri ornamental,
seni rupa modern memliki ciri penyederhanaan bentuk, maka seni rupa
posmo memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan dan sedikit ornamental.
Gaya posmo lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu.
Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan
kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo.
Pelajaran
11
MENGEKSPRESIKAN
KARYA SENI MURNI DAERAH
A. Gambar
Ekspresif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspresi
dapat diartikan sebagai pengungkapan atau proses menyatakan perasaan, maksud,
dan gagasan. Jadi, gambar ekspresi berarti gambar yang dibuat dengan tujuan mengungkapkan
gagasan atau perasaan penggambar sebebas-bebasnya tanpa terikat oleh
aturan-aturan tertentu yang kerap dicirikandengan bentuk yang dilebih-lebihkan
ataudidramatisir. Penerapan warna dan komposisi gambar dilakukansecara bebas,
bahkan banyak pula gambar yang objeknya tidak jelas (abstrak).
1. Asas
Menggambar Ekspresi :
a. Komposisi
: suatu cara menyusun
unsur-unsur yang akan memberikan bentuk pada sebuah karya seni seperti garis,
warna, bidang, ruang, tekstur, dan gelap terang. Dengan adanya komposisi,
sebuah hasil karya seni akan terlihat harmonis.
b.Keseimbangan (Balance)
: cara mengatur objek
secara serasi dalam bidang gambar sehingga objek utama terlihat jelas.
Keseimbangan terbagi atas keseimbangan
simetris, yaitu serasi dua objek atau lebih dengan membagi dua bidang
gambar secara sama, dan keseimbangan
asimetris, yaitu keseimbangan yang dibuat dengan meletakan unsure-unsur
yang berbeda, baik ukuran, bentuk, maupun jarak.
c. Proporsi
: perbandingan bentuk
antara yang satu dan benda yang lainnya. Hal ini dilakukan agar gambar terlihat
padu dan enak dipandang.
d. Irama
: kesan gerak yang
dihasilkan oleh garis, warna, bentuk, dan tekstursecara berulang(repetition)
dan gerak (movement).
e. Kesatuan
: perpaduan unsur-unsur
dari berbagai elemen yang ada dan saling berhubungan serta melengkapi sehingga
menimbulkankesan berbentuk dengan baik.
f. Aksentuasi
: unsure pembeda pada
gambar agar tidak kelihatan monoton dan membosankan.
2. Media
Menggambar Ekspresif
Media yang digunakan untuk menggambar
ekspresif sangat beragam, misalnta kertas HVS, kertas gambar, dan kanvas,
antara lain lebih jelasnya sebagai berikut :
a. Kanvas
adalah media dari yang
terbuat dari kain yang dibentangkan pada bingkai kayu (spanram) yang dilaburi
atau ditutupi dengan campuran bahan tertentu biasanya singwit dan lem kayu
dicampur dengan air.
b. Pensil
Warna, pensil warna bentuknya
hamper mirip dengan pensil hitam, hanya isinya berwarna. Ada juga pensil warna
yang bersifat aquarel.
c. Cat
air (water colour) mempunyai
karakter tranparant (tembus pandang). Cat air digunakan dengan teknik aquarel.
d. Pastel,
terbuat dari sejenis
kapur yang mengandung minyak dan pewarna serta memilikisifat yang lembut (soft). Warna yang dihasilkan lebih
ekspresif, penggunaannya bisa dicampur antara warna yang satu dan warna yang lain
secara berulang-ulang.
e. Cat
akrilik, merupakan cat
yang bahan pencampurnya air. Cat akrilik berbeda dengan cat lainya yang bahan
pencampurannya air karena cat ini cepat kering dan tidak luntur jika terkena
air.
f. Palet
dan Kuas, palet merupakan
alat yang digunakan untuk mencampur cat. Bentuk palet bervariasi dan biasanya
terbuat dari plastic atau papan. Kuas merupakan alat untuk melukis. Pemilihan
kuas disesuaikan dengan karakter gambar.
3. Cara
Menggambar Ekspresif
Teknik yang digunakan dalam menggambar
ekspresif pada dasarnya sama dengan teknik menggambar yang lainnya. Berikut ini
hal-hal yang berhubungan dengan menggambar ekspresif :
a. Media
: tidak terbatas hanya
pada kanvas saja. Media lainnya seperti sepatu kanvas, tas kanvas, karton,
kertas diamond, kertas linen, kertas khusus cat air, kertas dupleks, kertas daluang, triplek, hardboard dan bidang
datar lainnya pun bisa digunakan.
b. Objek
: mulai dari alam benda,
pemandangan alam, manusia, lingkungan pasar, perkotaan sampai peristiwa
peristiwa khayalan dan imajinasi.
c. Teknik
: adalah dengan
menafsirkan bentuk objek menjadi bentuk yang kamu inginkan atau dengan kata
lain unsure emosional sangat berperan penting. Beberapa teknik menggambar
ekspresif, adalah :
1)
Menekankan
spontanitas, maksudnya dalam menggambar pelukis harus bisa menangkap suasana
secara spontan dengan cara membuat garis besarnya, kemudian secara bertahap
diselesaikan atau disempurnakan.
2)
Berekspresilah
dengan warna dan garis secara bebas tanpa harus sesuai dengan warna dan bentuk
aslinya.
3)
Tuangkan
emosi sesuai dengan keadaan hati. Emosi bisa dikendalikan jika kamu sering
membuat gambar ekspresif.
4)
Merekam
suasana, artinya setiap kejadian yang kamu lihat atauketika berkhayal dapat
dituangkan kedalam gambar secara ekspresif sehingga perwujudan gambar menjadi
lebih dinamis dan tidak monoton atau di lebih-lebihkan.
B. Melukis
Gambar Ekspresif.
1
Melukis dengan Cat Air
Untuk melukis dengan cat air, kamu harus
menggunakan kertas gambar yang tebal atau kertas khusus untuk cat air. Berikut
inialat dan bahan serta teknik dalam melukis menggunakan cat air.
a. Alat
dan bahan
Alat
dan bahan yang digunakan adalah :
· Cat air berbagai warna
· Kertas gambar khusus cat air atau bisa
kertas tebal
· Kuas untuk mewarnai
· Selotape kertas untuk menempelkan kertas
pada triplek
· Triplek untuk alas kertas
· Lap untuk membersihkan kuas
· Palet untuk mencampur warna
· Gelas untuk menaru air.
b. Teknik.
· Ada beberapa teknik yang digunakan untuk
menggambar dengan cat air, namun yang paling umum digunakan adalah teknik wet on wet.teknik ini dilakukan dengan
mencampur warna di atas lapisan yang masih basah.untuk melakukannya, kamu harus
teliti agar kertastidak sobek sehinggamerusak gambar yang sudah dibuat.
· Teknik transparant/tembus pandang, harus
tipis tipis dan halus dalam sapuan kuas, menunggu kering apabila warna yang
sudah ada ingin di tindih atau ditumpangi warna diatasnya.
c. Langkah kerja
Berikut
ini langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk membuat lukisa yang diwarnai
dengan cat air :
· Siapkan kertas gambar
· Rekatkan kertas gambar pada papan
tripleks agar kertas tidak mengerut atau bergelombang.
· Siapkan cat air pada palet dan air dalam
gelas
· Siapkan kuas yang akan digunakan,
bisalebih dari satu kuas.
· Buatlah sketsa gambar pada kertas gambar
· Warnai gambar dengan cat air
· Gunakan kuas berukuran besar untuk
bagian latar (bacground)
·
Berlatihlah
menggores dengan sapuan yang halus dan tipis (transparant)
Pelajaran
12
KARYA
SENI RUPA MURNI INDONESIA
A. Sejarah
Perkembangan Seni Lukis Indonesia
Secara garis besar perkembangan seni rupa Indonesia
meliputi seni prasejarah, sejarah seni Indonesia-Hindu, seni Indonesia-Islam,
dan seni Indonesia Modern, yaitu :
1 Sejarah
Lukis Prasejarah Indonesia
Pada zaman tersebut lukisan dibuat
pada dinding-dinding gua dan karang. Salah satu teknik yang digunakan oleh
orang-orang gua melukis di dinding dinding gua adalah menempelkan tangan di
dinding gua, lalu disemprot dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral
berwarna. Teknik ini dikenal dengan nama aerograph.
Pada umumnya tujuan dan tema yang dipilih untuk membuat lukisan-lukisan
tersebut adalah magis. Contoh karya seni tersebut bisa dilihat di gua leang-leang Pattekere di maros. Lukisan
tersebut menggambarkan adegan perburuan, ada juga lukisan pada dinding-dinding
gua tersebut dipantai selatan Irian jaya (Papua). Hal yang menarik perhatian
pada lukisan yang tersebar di daerah yang amat luas itu adalah siluet tangan yang terdapat dimana-mana. Cap tangan terdapat pula di Sulawesi
Selatan, pada lukisan ditebing batu di teluk Sulaeman Seram, di teluk Berau
papua, dan di pulau arguni dan kepulauan Kei. Selain motif bayangan tangan,
motif yang terdapat di banyak tempat ialah sosok manusia, ;perahu, matahari,
bulan, burung, ikan, kura-kura, kadal, kaki, dan babi rusa.
2 Seni
Lukis Hindu Klasik Indonesia
Zaman ini merupakan babak baru dalam
periodisasi kebudayaan karena masuknya pengaruh Hindu. Di Indonesia dapat
dikatakan sebagai zaman sejarah karena pada`zamanini telah diketemukan
peninggalan berupa tulisan. Hal ini terjadi karena adanya kontak kebudayaan
dengan India sekitarabad ke – 5 M.
Tema
yang digunakan pada suatu karya seni pada masa ini antara lain tema agama, mitologi, legenda, dan cerita
sejarah. Contohnya lukisan Bali klasik yang berisi cerita Ramayana dan mahabhrata. Gaya yang
dipakai pada pahatan dinding candi zaman majapahit adalah wayang dengan
komposisi mendatar yang padat sarat dengan stilasi.Gaya
wayang ini menunjukan tanda persamaan dengan dalam stilasi bentuk tokoh cerita
wayang kulit dan lukisan Bali Klasik. Warna lukisan terbatas pada warna-warna
yang dapat dicapai bahan alami seperti kulit kayu, daun-daunan, tanah, dan
jelaga. Lukisan dibuat pada pada kain yang memanjang tanpa dipasang bingkai
rentangsehingga hasilnya menyerupai lukisan gulungan. Seperti juga pahatan
dinding candi dan gambar lontar. Fungsi dari lukisan bali Klasik adalah sebagai
media pendidikan sesuai dengan ajaran agama atau falsafah hidup zaman Hindu.
Seni lukis bali mulai berlangsung keyika kebudayaan Hindu Jawa Timur terdesak
oleh kebudayaan Islam. Perkembangan seni lukis Hindu-Bali dapat diuraikan di
uraikan dalam tiga bagian, yaitu seni lukis Kamasan, seni lukis Pita Maha, dan seni
lukis Seniman Muda.
3 Seni
Lukis Islam Indonesia
Pada seni Islam, terdapat suatu
pantangan untuk melukiskan motif makhluk hidupdalam bentuk realistis. Para
seniman melakukan upaya kompromistis dengan kebudayaan sebelumnya.
Dalam hal ini toleransi Islam
mendukung proses kesinambungan tradisi seni rupa sebelumnya, tetapi dengan
nafas baru, seperti hiasan dengan motif stilasi binatang dn manusia dipadukan
dengan huruf Arab, baik dalam penerapan elemen estetis pada masjid, penggarapan
seni kriya, lukisan atau kaligrafi. Adapun pembuatan patung, dibuat demikian
tersamar sehingga seolah-olah gambaran ini hanya berupa hiasan dedaunan atau
flora.
Biasanya lukisan dibuat sebagai hiasn
yang menggambarkan cerita-cerita tokoh dalam pewayangan atau lukisan binatang
candra sangkala dan tentang riwayat nabi. Adapun bentuk lukisan yang disamarkan
seperti lukisan kaca yang berasal dari Cirebon.
4 Seni
Lukis Indonesia Baru
Seni lukis Indonesia baru berkembang
setelah masa seni lukis Islam. Berikut ini latar belakang lahirnya seni lukis
Indonesia Baru beserta perkembangannya.
a. Latar
Belakang.
Karya seni lahir dari jiwa seorang
seniman melalui pengolahan media dengan bahan, alat, dan teknik tertentu. Tidak
dipungkiri bahwa karya seni seringkali menampilkan hal-hal yang khasdan unik
dari suatu pribadi. Perkembangan seni lukis Indonesia dipengaruhi kuat oleh
kekuatan sejarah. Latar belakang lahirnya seni lukis Indonesia adalah sebagai
berikut :
1)
Warisan Budaya : merupakan bagian dalam pembentukan
watak seseorang manusia berdasar pada hubungan manusia dengan keadaan di
sekelilingnya. Didalamnya terkandung hubungan kejiwaan antara intuisi manusia
dan emosi manusia dengan realitas yang tak terumuskan.
2)
Kekuatan Sejarah : berupa kejadian-kejadian dan
gejala-gejala sosial yang berlangsung disekeliling seniman. Kehidupan sosial
dengan pergolakan dan perjuangan nasional. Tumbuhnya kesadaran nasional yang
mencetuskan Sumpah Pemuda pada 1928 pun merupakan gejala masyarakat yang
menjado dorongan kuat di masa awal perkembangan seni lukis Indonesia baru.
3)
Pengaruh Barat : kenyataan yang juga merupakan
kekuatan sejarah. Masa penjajahan, misalnya, mengakibatkan persentuhan antara
seni lukis Indonesia pada awal pembentukannya dengan seni lukis barat. Majunya
media komunikasi dunia dan pencampuran peradaban dunia seni rupa pun menjadi
masalah khusus.
b. Perkembangan
Seni lukis Indonesia Baru.
Seni rupa modern di Eropa diproklamirkan
sejak munculnya aliran post impresionisme
(awal abad ke-18). Saat itu ruang untuk kebebasan mencipta karya seni terbuka
lebar yang diawali dengan tumbuhnya sukap individualistis dalam berkarya.
Persentuhan seni kolektif Indonesia dan seni modern Eropa berjalan melalui
pelukis-pelukis Eropa yang datang ke Indonesia. Pada zaman seni rupa Indonesia
baru ini, terjadi beberapa perkembangan seperti berikut :
1)
Masa Raden Saleh (perintisan)
Pada pertengahan abad ke-19, dunia seni
lukis atauseni gambar seniman seniman Indonesia masih mengacu gaya tradisional
yang berkembang didaerah-daerah. Sebagian besar karya seni tersebut menyimpan
potensi dekoratif. Misalnya, lukisan di bali dan jawa serta ornamen di Toraja
dan Kalimantan. Sebagian ahli memandang Raden
Saleh Syarif Bustaman (1807-1880) sebagai perintis seni lukis modern
Indonesia. Ungkaoan ini tidak berlebihan mengingat R. Saleh merupakan orang
Indonesia pertama yang mendapat bimbingan melukis secara khusus dari
pelukis-pelukis bergaya naturalis dan realis keturunan Belgia yang pernah
tinggal di Indonesia, yakni A.A.J. Payen. Atas rekomendasi payen dan didukung
oleh C. Reinwart, Raden Saleh berkesempatan belajar di Eropa. R Saleh di Eropa
mendapat bimbingan dari pelukis potret terkemuka, Cornellius Krusemen dan
pelukis Pemandangan alam, Andreas Schefhout. Lebih 20 tahun lamanya R. Saleh
berada di Eropa, pada tahun 1851 ia menyempatkan pulang ke Indonesia. Dan pada
tahun 1879 ia menetapkan pulang ke Indonesia dan selanjutnya bermukim di bogor.
Setahun kemudian, tepatnya 23 April 1880, beliau wafat di Bondongan, Bogot.
Karya lukis tersirat memuat kebangsaan yang tersembunyi yaitu Antara Hidup dan Mati. Karya ini
memperlihatkan pertarungan antara seekor Banteng (symbol keperkasaan dan
kekuatan bangsa Indonesia) dan dua ekor singa (symbol kerakusan dan ketamakan
penjajah). Demikian pula lukisan Penangkapan
Pangeran Diponegoro.
2)
Masa Indonesia Jelita (Mooi Indie)
Pada awalabad ke-20, munculah Abdullah Suryosubroto yang juga
keturunan bangsawan Solo, pada dasarnya Abdullah ke Eropa bermaksud mempelajari
ilmu kedokteran. Namun niat itu berubah karena ketertarikannya terhadap dunia
seni lukis yang kemudian mengantarkannya menjadi mahasiswa pada salah satu
akdemi kesenian di Eropa. Sepulan dari Eropa, Abdullah S.R (1878-1941) bermukim
di Bandung dan kemudian mengembangkan gaya melukis sendiri,yang kemudian
dikenal sebutan Indonesia Jelita (Mooi
indie). Gaya ini menekankan pada keelokan dan suasana kehidupan bangsa
Indonesia dengan alamnya yang subur dan masyarakatnya yang tentram. Pemandangan
alam merupakan objek yang sangat dominan. Apa saja yang indah dan romantis
terlihat menyenangkan, tenang, damai, apalagi lukisan wanita-wanitanya yang
elok nan cantik. Lukisan-lukisan itu hanya membawa satu makna, yaitu ‘Indies yang molek’ bagi orang asing dan
para wistawan. Pelukis pribumi yang gemar dengan gaya ini adalah, Wakidi, M.
Pirngadie, Basuki Abdullah, dan Wahdi. Pelukis asing antara lain W.G Hofker (Belanda),
R.Locatelli (Italia), Le Mayeur (Belanda), Roland Strasser (Swiss), E. Dezentje
(Belanda), Rudolf Bonnet (Belanda).
3)
Masa Cita Nasional
S. Sudjojono (1913-1986) sebagai penggerak
kelompok ini sama sekali tidak pernah belajar seni rupa ke Eropa.
Pelukis-pelukis yang tergabung dalam kelompok ini antara lain Agus Djaya
Suminta, L.Sutioso, Rameli, Abdul Salam, Otto Jaya, S. Sudiarjo, Emiria Sunassa,
Saptarita Latif, Herbert Hutagalung, S. Tutur, Hendro Jasmara, dan Sutioso.
Untuk
memperkokoh gerakan dan menyamakan persepsi, kelompok ini kemudian membentuk
Perkumpulan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1938 di Jakarta. Karena
tujuanya adalah menggalang solidaritas nasional antar seniman local dalam
mengembangkanseni lukis yang bercorak Indonesia asli, mereka senantiasa membuat
sketsa-sketsa tentang corak kehidupan masyarakat saatitu di berbagai tempat.
4)
Masa Pendudukan Jepang
Pada zaman pendudukan Jepang, tepatnya
pada tahun 1942, PERSAGI dipaksa bubar. Seniman yang lahir dari kalangan grass root (akar rumput), yakni
masyarakat bawah, jumlahnya semakin banyak. Sementara itu, tentara pendudukan
Jepang yang berkuasa pada saat itu sangat jeli melihat perkembangan kesenian
Indonesia. Pada tahun 1945, mereka mendirikansebuah lembaga dengan nama Jepang Keimin Bunka Shidoso (Pusat Kebudayaa)
yang pengajarnya merupakan mantan anggota PERSAGI seperti Agus Djaya Suminta
dan S. Sudjojono. Mereka meyediakan sarana dan prasarna berkesenian. Kemudian
muncul wadah tempat penampungan aspirasi rakyat, dibentuklah lembaga yang
berupaya mempersiapkan segala sesuatu hal yang mungkin terjadi. Lembaga ini
didirikan oleh Ir. Soekarno, K.H. Mansur, dan KI Hajar Dewantara dengan nama Poesat Tebaga Rakjat atau POETRA. Salah satu bidang yang dikelola
lembaga ini adalah seni lukis. Pelukis yang aktif dalam lembaga POETRA adalah
para pelukis berbagai aliran seperti S.
Sudjojono, Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, Barli Sasmita dan Wahdi.
5)
Masa Sesudah Kemerdekaan
Pada tahun 1946 di Yogyakarta, affandi, Rusli,
Hendra Gunawan, dan Harijadi membentuk perkumpulan Seni Rupa Masyarakat. Setahun kemudian, yaitu 1947 mereka bergabung
dengan perkumpulan Seniman Indonesia
Muda (SIM) yang dibentuk pada 1946 di Madiun dengan pelopor S. Sudjojono. Namun adanya pertentangan
internal diantara pengurus membuat Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM
dan membentuk kelompok Peloekis Rakjat,
yang didalamnya terdapat Soedarso, Kusnadi, sasongko, Dullah, Trubus, Sumitro,
Sudoarjo, dan Setijoso.
6)
Masa Pendiddikan Formal
Pada tahun 1949,R.J Katamsi dengan beberapa seniman
anggota SIM, Pelukis Rakjat, POETRA, dan budayawan Tamansiswa merintis Akademi
Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang kini berubah menjadi Institut Seni Indonesia
ISI. Yang tujuanya mendirikan akademi ini adalah untuk mencetak calon-calon
seniman. Para tokoh ASRI antara lain S. Sudjojono, Hendra Gunawan,
Djajengasmoro, Kusnadi, Sindusiswono. Sementara itu di bandung pada tahun 1950
berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori Syafe’i Soemardja.
Sejak tahun 1959, lembaga ini berunah nama menjadi jurusan Seni Rupa pada
Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 1964, berdiri pula jurusan Pendidikan
Seni Rupa IKIP Bandung (saat ini bernama Universitas Pendidikan Indonesia) yang
dipelopori oleh Barli, Karmas, Popo Iskandar, Radiosuto dan Wiyoso Tudoseputo.
Sebagian alumni Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung yang menekuni seni lukis adalah
seniman Oho Garha, Nana Banna, Hidayat, Dadang MA, dan Hardiman. Beberapa tahun
kemudian dibuka Jurusan Seni Rupa IKIP lainnya di seluruh Indonesia.
7)
Masa Seni Lukis baru di Indonesia
Sekitar tahun 1974 lahirlah kelompok seniman mudadi
berbagai daerah. Para seniman muda yang tergabung dalam gerakan ini antara lain
Jim Supangkat, S. Prinka, Satyagraha, F.X. Harsono, Drde Eri Supria, dan Munni
Ardi. Pameran perdana mereka yang diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM)
Jakarta banyak mengundang perhatian. Karya-karya
seniman baru yang kebanyakan masih kuliah itu didasari oleh alas an-alasan
sebagai berikut :
· Membongkar peristilahan seniman sebagai
atribut yang hanya dilekatkan pada kalangan akademis saja, sementara masyarakat
kecil yang bergiat dalam kesenian tidak mendapat tempat yang semestinya.
· Menggugat batasan-batasan seni yang
sudah lama dipancangkan oleh seniman tua. Ini berarti menghindari adanya
pembingkaian seni dalam satu kaca mata.
· Berusaha menciptakan sesuatu yang baru
dengan berbagai media, konsep berkarya, dan lain-lain. Penciptaan karya seni
tersebut tidak terkecuali seni yang diterapkan pada hal yang dipndang sakral.
B. Sikap
Apresiasi Seni Rupa Murni Nusantara
1 Proses
Berkarya Seni Rupa
Untuk mendapatkan pengakuan dari dunia
luar, seorang seniman harus bekerja dengan kesungguhan dan hati, bekerja
terus-menerus dengan memperbanyak praktek dan terus mengolah imajinasi
pengetahuan teknik. Hal tersebut dapat diringkas melalui skema berikut ini :
Pendorong
|
Seniman
|
Keinginan
untuk berkarya
|
Proses
kreatif
|
Karya
|
Identitas
(cirri khas)
|
Pengaruh
|
Skema
proses dalam menghasilkan sebuah jkarya hingga mendapatkan pengakuan
2 Mengapresiasi
Karya Seni Rupa Murni
Tujuan poko dari apresiasi seni secara
umum adalah menjadikan masyarakat dapat menerima dan menikmati sebuah karya
atau masyarakat menjadi peka seni. Dari proses inilah nantinya masyarakat mau
dan mampu untuk mengomentari sebuah karya. Komentar dilontarkan oleh masyarakat
akan membentuk sebuah opini tentang seni. Opini bisa bersifat khusus tentang
hal kekaryaan seperti warna dan bentuk, atau kekaryaan seperti ide, gagasan,
makna, pesan, dan tujuanpembuatan karya. Komentar dan opini inilah yang dalam
seni rupa sering disebut dengan kritik seni.
3 Tahapan
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Murni
Ada tahapan dalam mengapresiasi karya
seni rupa murni sepert senilukis, seni patung, dan seni grafis adalah sebagai
berikut :
a. Tahap
Awal : tahap ketika
seorang pengamat melihat sebuah karya, baik karya yang dipamerkan maupun
melihat karya tertentusecara sekilas. Tahap ini disebut juga dengan tahap
perkenalan.
b. Tahap
Penghayatan : merupakan
tahap dimana seorang pengamat berupaya untuk mengamati lebih jauhl agi dan
berusaha untuk memahami serta menghayati sebuah karya.
c. Tahap
Penilaian : merupakan
tahap pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangantertentu
tentang bernilai atau berharganya suatu karya seni. Tahapan ini juga dapat
dikatakantahap penghargaan dengan menentukan apakah karya yang sedang
diapresasi baik atau indah.
Dalam mengapresiasi sebuah karya seni
rupa kamu dapat memahami, menghayati, menilai, memberikan keputusan terhadap
sebuah karya seni secara bebas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini :
1)
Mendeskripsikan (pemaparan) sebuah karya dengan cara menemukan dan
mencatat sesuatu yang dilihat apa adanya, namun tidak mengambil kesimpulan
apapun.
2)
Uraian kebentukan (formal), yaitu tahapan menelusuri sebuah karya
berdasarkan strukturnya, baik itu warna, garis, bentuk, maupun teksturnya.
3)
Penafsiran makna yang meliputi tema yang digarap dan
masalh-masalh yang dikemukakan.
4)
Penilaian, yaitu tahapan untuk menetukan derajat suatu karya
seni.
Pelajaran
13
PAMERAN
DAN PERGELARAN
A. Pengertian
Pameran dan Pergelaran
Pameran
seni rupa merupakan
kegiatan mempertunjukan karya seni rupa kepada orang lain untuk mendapatkan
tanggapan dan penilaian. Pameran mengandung arti bahwa suatu yang
dipertunjukan bersifat statis (diam).Sesuatu dipertunjukan atau ditempatkan
dengan tujuan diamati, dihayati, dinikmati, dan dihargai. Selain itu suatu
usaha untuk berdialog dengan masyarakat dan mencari identitas lingkungan,
pamera berfungsi juga untuk menemukan jejak pribadi seorang seniman.Pergelaran
mengandung arti bahwa hal-hal yang dipertunjukan bersifat dinamis
(bergerak).Pergelaran merupakan suatu bentuk kegiatan untuk menampilkan atau
memperkenalkan barang, jasa, atau prestasi kepada publik. Tujuan pergelaran
adalah sebagai bentuk informasi atau media komunikasi dan juga membangkitkan
semangat pengunjung.
B. Prinsip-prinsip
Pameran dan Pergelaran :
1. Perencanaan
(Planning)
v Menentukan
tema : Merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan.Menetukan tema
harus sesuai tujuan pameran.
v Menentukan
rencana kegiatan pameran : Rencana kegiatan antara lain : jenis karya,waktu,
alokasi, jumlah dana, bentuk kegiatan.
v Menyusun
program kegiatan : Perlu dirumuskan tujuan umum pameran,waktu, panitia,hasil
karya,bentuk,biaya.
v Menentukan
tempat Pameran : Ruang yang cocok dan strategis sebagai tempat pameran atau
pergelaran.
2. Pengelolaan
(Organizing) Mengorganisasi kegiatan pameran adalah melakukan kegiatan
pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan struktur organisasi.
v Membentuk
kepanitiaan : Struktur
organisasi : Pembimbing, Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, Seksi
penyeleksi karya, seksi acara, seksi display, publikasi, dokumentasi,
perlengkapan, penerima tamu, keamanan dan lain-lainya.
v Menyusun
rencana kerja dan jadwal kerja : Rencana kerja adalah rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan. Jadwal kerja merupakan urutan-urutan waktu
pelaksanaan suatu rencana kegiatan.
v Memilih
karya : Memilih karya
yang sudah di seleksi.
v Pendalaman
karya pribadi : Tujuannya untuk menambah
kualitas karya
tersebut.
3. Pelaksanaan
:
v Pengorganisasiannya
: Merupakan kegiatan mengatur, membagi
tugas, rapat, mengawasi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.Tugas
Koordinasi tanggung jawab ketua panitia.
v Penataan
Ruang : Dilakukan untuk
menciptakan suasana nyaman, aman, lancar.
4. Pengontrolan
atau Penilaian Acara : Yang perlu dikontrol antara lain
v Organisasi
penyelenggara : yang dinilai adalah menguraikan pola atau tata kerja
penyelenggara pameran.
v Kualitas
Karya : yang dinilai menguraikan kelebihan dan kekurangan karya seni.
C. Ragam
Pameran Seni Rupa :
Ragam pameran ada 2 yaitu :
1. Berdasar
karya yang dipamerkan :
a. Pameran
Homogen :
Pameran yang hanya memamerkan satu jenis karya saja, lukisan saja, patung saja.
b. Pameran
Heterogen : Pameran yang memamerkan
berbagai jenis karya, lukisan, patung, grafis di jadikan satu.
2. Berdasarkan
jumlah pesertamya :
a. Pameran
Tunggal : Pameran jumlah pesertanya satu
orang.
b. Pameran
Kelompok : Pameran yang jumlah
pesertanya lebih dari satu orang
3. Berdasarkan
jenis-jenis karya seni rupa yang dapat dipamerkan, karya seni :
·
Patung
·
Kerajinan
·
Ilustrasi
·
Tekstil
·
Lukis
·
Keramik
·
Grafis
·
Ukir
Karya seni tersebut dapat
dipamerkan secara bersamaan atau secara
tersendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahmat Suhernawan, Rizal Ardhya Nugraha.
Seni Rupa untuk SMP/MTs kelas VII, VII
dan IX, Jakarta 2010. Kementerian Pendidikan Nasional : CV. Adi Perkasa
Tim Abdi Guru, 2005. Kesenian
Untuk SMP Kelas VIII. Buku Guru Sekolah menenengah Pertama. Jakarta :Erlangga
Pelajaran 9
APRESIASI SENI RUPA
MURNI
A.
Seni Rupa Murni
Bentuk
karya seni rupa terdiri atas bentuk dua
dimensi (dwimatra),yang memiliki ukuran panjang dan lebar, hanya bisa dinikmati
dari satu sudut pandang. Contohnya lukisan,
batik, ilustrasi, dan tiga dimensi
(trimatra), memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggidapat dilihat dari
berbagai arah. Contohnya adalah
patung, wayang golek,diorama, arsitektur, meja, dan kursi.
Secara umum seni rupa terbagi dua cabang,
yaitu seni rupa murni (pure art/fine
art) dibuat dengan fungsi keindahan. Contohnya adalah seni patung dan seni lukis.Dan seni murni terapan (appied art),dibuat bukan hanya
fungsi keindahan, namun dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya ukiran kursi, vas bunga, tas dan kipas.
1 Seni
Lukis
Seni
lukis adalah seni yang mengekspresikan pengalaman artistic seorang seniman
melaluibidang dua dimensi. Para
seniman seni lukis memanfaatkan unsure bidang, warna, tekstur, bentuk, nada,
komposisi, dan ritma serta ungkapan ide, gagasan, tema, isi, dan perasaan untuk
membuat sebuah karya seni.
Berdasarkan media, bahan, dantekniknya,
seni lukis dapat dibedakan menjadi, beberapa macam, antara lain :
a. Lukisan
Cat Minyak (Oil Painting)
adalah lukisan yang menggunakan cat berupa tepung atau pasta yang
dilarutkan/dicampur dengan minyak (lijn
oil). Media yang digunakan untuk melukis adalah kanvas, triplek, atau
kertas. Alat yang digunakan untuk melukis adalah kuas atau pisau palet. Cat minyak
yang digunakan biasanya dijual dalam bentuk kemasan(tube) salah satu pelukis
Indonesia yang menggunakan cat minyak adalah Ivan Sagito.
b. Lukisan
Cat Air (Water Colour)
adalah lukisan yang menggunakan media cat air yang memiliki sifat transparant (tembus pandang)/aquarel
yang dilarutkan dengan air. Medianya membuat lukisan cat air dengan umumnya
lertas putih atau kertas khusus cat air.
c. Lukisan
Pastel (Oil Pastel) adalah
lukisan yang menggunakan butiran pigmen warna yang telah dipadatkan seperti
batangan kapur. Cara melukisnya dengan menggoreskan batangan ke atas permukaan
kertas bertekstur atau kanvas. Lukisan ini menghasilkan jejak-jejaktekstur yang
tidak rata.
d. Lukisan
Arang (Conte) adalah lukisan
yang menggunakan arang (conte) dapat
menghasilkan lukisan berkesan gelap terang. Pengaturan nuansa bentuk dan cahaya
sangat menonjol dari lukisan ini. Lukisan arang tidak hanya berwarna hitam
saja, dewasa ini banyak dipakai warna-warna yang lain seperti merah, biru,
coklat, krem dan hiaju. Conte
biasannya berbentui serbuk tapi adapula yang berbentuk batangan seperti pensil.
Cara penggunaan dibiasanya digosok menggunakan kapas atau kuas.
e. Lukisan
Al-Fresco : termasuk jenis lukisan
dinding (mural). Al-fresco sendiri
mengandung arti fresh atau segar.
Teknik melukis
dikerjakan dengan teknik tempera yang dibuat pada saat tembok masih dalam
keadaan basah, kemudian dilapisi dengan “lepa” sehingga catnya mudah meresap
dan tahan lama. Lukisan ini berkembang pada zaman renaissance pada diding gereja. Salah satu seniman yang terkenal
adalah Michaelangelo yang melukis
pada kubah gereja St. Pieters di Roma dan lukisan Raphael di Istana Vatican.
f.
Lukisan al secco : media yang digunakan untuk lukisan al
secco sama dengan lukisan al fresco,
namun lukisan al secco dilukis setelah temboknya kering. Contohnya lukisan Leonardo da Vinci berjudul The Last Super menghiasi gereja Santa
Maria Delle Grazie di Milan (Italia).
g. Lukisan
Tempera : adalah lukisan
yang dibuat ditembok (mural). Setelah tembok kering, catnya diaduk dengan bahan
perekat, bahkan ada kalanya cat air dicampur dengan putih telur sehingga
hasilnya seperti cat minyak. Lukisan tersebut disebut juga Gouace. Lukisan tempera banyak ditemukan di daerah Eropa. Lukisan
ini menjadi hiasan dinding gereja dan istana. Puncak kemegahan lukisan ini
adalah pada zaman Renaisance.
h. Lukisan
Azalejo : adalah lukisan
yang dikerjakan dengan cara menenpel potongan dari suatu bentuk tertentu sesuai
dengan pola gambar.
i.
Lukisan Mozaik :
adalah lukisan yang
menggunakan teknik menempelkan pacahan kaca,porselen, nulir mineral, batu
berwarna atau biji-bijian yang disusun sesuai pola gambar. Biasannya dilukiskan
pada diding, bangunan, lantai, dan langit-langit. Lukisan ini ditemukan di
Tiongkok, mesir Kuno, Yunani, Romawi, India juga dikembangkan di Indonesia.
j.
Lukisan Intersia : lukisan intarsia tekninya sama dengan
mozaik, hanya bahan yang ditempelkan berupa kayu tipis atau kulit kayu pada papan
yang diberi warna-warni. Lukisan ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan
Swiss.
k. Lukisan
Kolase (collage) :
adalah lukisan yang menggunakan teknik temple, patri, las, ikat, renda, jahit,
dan jalin. Media yang digunakan bisa barang bekas seperti onderdil mesin,
limbah, papan, kulit kayu, kerang, kain perca, bulu binatang, dan serat.
l.
Lukisan Kaca (Glass Painting) : lukisan yang dibuat dengan menempelkan
bagian kaca yang satu dengan kaca yang lain dengan bantuan timah. Kaca-kaca
tesebut dibentuk dan ditempelkan sesuai dengan pola tertentu dengan warna-warna
yang beragam. Lukisan kaca berkembang pada zaman Ghotic di Eropa dan digunakan
untuk menghiasi gereja-gereja Katolik. Lukisan kaca dapat juga dibuat dengan
cara dilukis dengan menggunakan cat minyak. Caranya adalah melukis terbalik
sehingga hasilnya berada dibelakang kaca. Di Indonesia lukisan ini berkembang
pesat di daerah Trusmi Cirebon ( Jawa Barat).
m.
Lukisan Batik (Batik painting) : membuat batik bahannya pada kain
diperlukan kain, lilin cair, dan canting. Sedangkan membuat lukisan batik
diperlukan kain dan cat berupa naphtol
dan indigos..Hasil lukisan batik ini
lebih ekspresif dibandingkan denganbatik yang dibuat dengan canting. Beberapa
seniman yang menonjol dalam teknik ini diantaranya Amri Yahya, Abas Alibasyah,
Bambang Utoro, Bagong Kussudiarjo, dan Kuswaji Kawendro.
2 Seni
Patung
Seni
patung merupakan suatu bentuk pengungkapan pengalaman artistik seniman yang
ditampilkan dalam wujudkarya tiga dimensi (trimatra). Hasil karya ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.
a. Bahan
dan Teknik Pembuatan Patung.
Untuk
membuat sebuah patung ada beberapa bahan dan teknik yang di gunakan. Berikut
ini diantaranya :
1)
Bahan keras : dapat berupa kayu, batu cadas atau
andesit, logam, gading, tulang, dan tanduk. Teknik yang dapat digunakan untuk
membuat patung dari bahan keras adalah dengan teknik pahat, kecuali bahan yang
terbuat dari logam. Semnetara yang terbuat dari bahan keras logam seperti
perunggu, kuningan, emas, perak, tembaga, besi bisa dilakukan dengan teknik cor
(bivalve dan a cire perdue), tempa, patri, dan las tuang.
2)
Bahan palstis : dapat berupa tanah liat, semen,
plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips. Patung dari bahan plastis bisa
dibuat dengan teknik membentuk, membutsir, mencetak, nodelling, coiling, pijit,
dan slabing.
b.Bentuk
dan Wujud Seni Patung
Berikut ini
beberapa bentuk dan wujud patung :
·
Bagian kop : pembuatan patung yang hanya menggambarkan
bagian kepala saja.
·
Bagian buste : merupakan pembuatan patung yang
menggambarkan bagian dada atau bentuk dada dan kepala.
·
Bagian torso : merupakan pembuatan patung yang menggambarkan
badan.
c. Teknik
Membuat Patung
Dalam membuat patung seorang seniman
dapat menggunakan berbagai teknik bergantung pada bahan dan keahlian yang
dimilikinya. Teknik-teknik tersebut, antara lain :
1) Teknik
mengecor : adalah teknik
yang dipakai jika media yang digunakan bersifat cairan. Sebelum mengecor
seorang pematung harus membuat cetakan terlebih dahulu. Untuk mendapat cetakan,
pematungharus membuat model patung jadi
atau model positif, setelah itu pematung membuat cetakan negatif. Bahan yang
digunakan untuk membuat patung berbeda dengan bahan untuk membuat cetakannya.
Contohnya, jika bahan yang digunakan untuk membuat patung adalah logam, maka
bahan untuk embuat cetakannya adalah gips atau tanah liat. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
cetakan adalah bagian yang satu dengan yang lain diusahakan tidak terkunci,
supaya mudah dilepas. Ada dua jenis cetakan teknik mengecor patung menggunakan
teknik, yaitu :
a.
Bivalve yaitu teknik mengecor dengan
cetakan yang dapat dibongkar pasang. Teknik ini dipakai untuk mendapatkan hasil dalam
jumlah banyak dengan model yang sama.
b.
A cire perdue dpakai hanya untuk
mendapatkan satu hasil, sekali pakai. Cetakan terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan
seperti tanah liat, gips.
2) Teknik
modeling : adalah teknik
membuat suatubentukdengan caramemijit, meremas, dan membentuk sesuai yang
diinginkan. Bahan yang digunakan adalah bahan yang bersifat plastis seperti,
tanah liat, platisin, lilin, dan bubur kertas.
3) Teknik
Konstruktif (Menempel) :
teknik membuat patung dengan cara menempelkan bagian yang satu dengan yang lain
sedikit demi sedikit sehingga menjadi sebuah karya patung. Bahan yang
dipergunakan bervariasi, bisa tanah liat, lilin, logam, dan bubur kertas.
B. Sikap
Apresiatif terhadap Karya Seni Murni
1 Seni
Lukis
Dalam
membuat sebuah karya seni lukis, para seniman menentukan tujuan pembuatan
karya, antara lain :
a. Tujuan
Religius : menjadikan
lukisan yang dibuatnya sebagai pengabdian yang ditujukan kepada Tuhan, nenek
moyang, atau para Dewa. Contohnya lukisan pada gua Leang-leang di Maros,
Sulawesi selatan.
b. Tujuan
Magis : menjadikan
lukisan yang dibuat mendatangkan magis atau sihir. Lukisan tersebut bersifat
primitif.
c. Tujuan
Simbolis : kegiatan
melukis untuk melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau kelompok.
Misalnya, cita-cita kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak positif yang
bermanfaat bagi manusia. Contohnya lukisan yang dibuat dengan tujuan simbolis
adalah lukisan kepahlawanan P. Diponegoro karya basuki Abdullah.
d. Tujuan
Estetis : kegiatan
melukis dengan semata-mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya
dapat dinikmati sebagai penghias dekorasi. Contohnya lukisan pemandangan.
e. Tujuan
komersial : melukis
dengan mengutamakan selera pembeli. Contohnya adalah para pelukis dijalan.
f.
Tujuan Ekspresi : melukis untuk mengekspresikan
perasaannya sendiri, tanpa melihat unsure-unsur lain.
2 Seni
Patung
Dalam
pembuatan seni patung, para seniman juga menentukan tujuan pembuatan
karya-karyanya. Berikut ini beberapa diantaranya :
a. Tujuan Religius : untuk acara keagamaan. Contohnya arca-arca
yang terdapat pada candi-candi yang metupakan perwujudan dari dewa.
b. Tujuan Monumen : bertujuan untuk
politis, historis, simbolis, dan filosofis. Contohnya patung Monumen Pancasila
Sakti di Lubang Buaya dan patung Jendral Soedirman, Monumen Serangan Oemum 1 maret di Jogjakarta.
c. Tujuan Kebesaran Raja : dibuat untuk
menghormati dan mengagungkan raja. Contohnya Ratu Ken Dedes sebagai Devi
Prajnaparamitha.
d. Tujuan Ekspresif : bertujuan dibuat
semata-mata hanya mengutamakan segi ekspresi estetis, ide, gagasan, dan persaan
seniman saja. Contohnya beberapa seniman patung yang bertujuan ekspresif adalah
Edi Soenarso, Nyoman Nuarta, Saptoto, G. Sidharta, Rita Widagdo, dan I Gusti
Nyoman Lempad.
Pelajaran 10
SENI RUPA MURNI NUSANTARA DAN
MANCANEGARA
A. Konsep
Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
Karya seni rupa murni banyak diproduksi
oleh perupa di nusantara dan mancanegara :
Di Nusantara antara lain
:
v Seni
Lukis :R. Saleh, Abdullah Surjosubroto, Wakidi, Basuki Abdullah, Affandi, S.
Sudjojono, dan Dullah.
v Seni
Patung : Nyoman Tjokot, But Muchtar, Nyoman Nuarta, Rita Widagdo, G. Sidharta,
dan Dewa Made.
v Seni
Grafis : Abdul Salam, Mochtar Apin, Oesman Effendi, I Made Daryana, Widayat,
dan AD Pirous.
Mancanegara :
v Seni
Lukis : Vincent van Gogh dan Rembrandt van Rijn dari Belanda,Claude Monet, Paul
Cezanne, dan Paul Gauguin dari Prancis, Salvador Dali dan Pablo Picasso dari
Spanyol, Leonardo da Vinci dari Italia, Jackson Pollock dari Amerika.
v Seni
Patung : Michelangelo dari Italia dan Auguste Rodin dari Perancis
Dengan demikian, dapat
dikatakan Seni Rupa murni nusantara adalah gagasan manusia yang berisi nilai
nilai budaya nusantara yang di ekspresikan melalui pola kelakuan tertentu
dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang
yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan
bermakna. Seni rupa murni nusantara adalah seni rupa murni yang berisi
nilai-nliai budaya nusantara.Sedangkan seni rupa murni mancanegara adalah seni
rupa murni yang berisi nilai-nilai budaya mancanegara.
B. Ragam
Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara.
1. Seni Lukis
: Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua.
Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas bidang
datar. Dari membubuhkan cat diharapkan dapat mengekspresikan berbagai makna
atau nilai subjektif. Nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi oleh
budaya yang dimiliki pelukisnya.Seni lukis Indonesia berkembang, pada
gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya nusantara, sedangkan
seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya nusantara.
2. Seni Patung :
Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa yang berdimensi tiga.
Membuat patung berarti membuat benda
tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan
karya yang indah dan bermakna.
3. Seni Grafis
: Seni grafis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua.
Dari segi teknik pembuatannya menggunakan teknik mencetak dengan berbagai
cara yaitu teknik cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring dan cetak cahaya atau
photography.
C. Gaya
Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara :
Gaya/corak atau aliran dalam seni rupa beraneka
ragam, secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
1. Tradisional : Gaya ini juga terbagi
menjadi dua yaitu primitif dan klasik
2. Modern :
Yang dimaksud modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami
kemajuan, perubahan dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni
rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
v
Representtif
: Representatif dari representasi yang
mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau
sesuai keadaan.Gaya seni rupa yang tergolong representasi antara
lain :
ü Romantisme :
Romantisme dari kata roman yang berarti cerita isme yang
berarti aliran/gaya.Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang
penggambarannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang.
Perupa mancanegara tokohnya adalah Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris),
Rubens (Belanda). Perupa Nusantara adalah Raden Saleh.
ü
Naturalisme :
Naturalisme berasal dari kata nature atau
natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliran/gaya. Naturalisme adalah
:gaya/aliran seni rupa poenggambarannya sesuai
dengan keadaan alam atau alami.
Perupa mancanegara adalah Rubens, claude, Gainsborough, dan Turner. Perupa
Nusantara adalah Abdullah Suryobroto, Wakidi, Mas Pringadi, Basuki Abdullah.
ü
Realisme
: Realisme berasal dari kata real yang
berarti nyata dan isme yang berarti aliran/gaya. Realisme
adalah gaya/aliran seni rupa yang pengggambarannya sesuai dengan kenyataan
hidup. Perupa Nusantara adalah : Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan
Dullah. Perupa Mancanegara adalah Rembandt van Rijn (Belanda)
v
Deformatif
: Deformatif berasal dari kata dari kata
deformasi yang berarti perubahan bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan bentuk baru, namun masih menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni
rupa yang tergolong deformatif antara lain :
ü
Surealisme
: dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata,
dan isme yang berarti aliran/gaya. Surealisme adalah gaya/aliran seni rupa
yang penggambarannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya
otomatisme psikis yang murni atau alam mimpi. Perupa mancanegara tokohnya
adalah : Salvador Dali dari Italia.
ü
Impressionisme
: dari kata impression yang berarti
kesan sesaat dan isme yang berarti aliran/gaya. Impressionisme adalah aliran/gaya
seni rupa yang penggambarannya sesuai kesan saat objek tersebut di lukis.
Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti : Claude Monet, Paul
Cezzanne, Georges Seurat dan Paul Gaguin. Perupa Nusantara adalah S. Sudjojono.
ü
Ekspresionisme
: dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme
gaya/aliran. Ekspresionisme adalah aliran/gaya seni rupa yang
penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat
melihat objek. Tohoh mancanegara adalah Vincent van Gogh dari Belanda.
Perupa nusantara adalah Affandi.
ü
Kubisme
: dari kata kubus yang berarti bidang
atau bentuk persegi empat dan isme yang berarti gaya/aliran . Kubisme adalah aliran/gaya
seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya
kubus. Tokoh mancanegara adalah Pablo Picasso dari Spanyol. Perupa
Nusantara adalah But Mochtar, Mochtar Apin, Srihadi, Fajar Sidik.
v
Nonrepresentatif
(abstraksionisme) : mengandung pengertian suatu
bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang sederhana bahkan bentuknya
sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa
susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa
ini yang tergolong abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni.
Tokoh perupa mancanegara Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan
Jackson Pollock. Perupa Nusantara Amri Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar, dan
Srihadi.
3. Postmodern :
Postmodern atau disingkat posmo adalah gaya seni rupa pasca atau
sesudah modern. Jika seni rupa trasidional memiliki ciri ornamental,
seni rupa modern memliki ciri penyederhanaan bentuk, maka seni rupa
posmo memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan dan sedikit ornamental.
Gaya posmo lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu.
Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan
kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo.
Pelajaran
11
MENGEKSPRESIKAN
KARYA SENI MURNI DAERAH
A. Gambar
Ekspresif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspresi
dapat diartikan sebagai pengungkapan atau proses menyatakan perasaan, maksud,
dan gagasan. Jadi, gambar ekspresi berarti gambar yang dibuat dengan tujuan mengungkapkan
gagasan atau perasaan penggambar sebebas-bebasnya tanpa terikat oleh
aturan-aturan tertentu yang kerap dicirikandengan bentuk yang dilebih-lebihkan
ataudidramatisir. Penerapan warna dan komposisi gambar dilakukansecara bebas,
bahkan banyak pula gambar yang objeknya tidak jelas (abstrak).
1. Asas
Menggambar Ekspresi :
a. Komposisi
: suatu cara menyusun
unsur-unsur yang akan memberikan bentuk pada sebuah karya seni seperti garis,
warna, bidang, ruang, tekstur, dan gelap terang. Dengan adanya komposisi,
sebuah hasil karya seni akan terlihat harmonis.
b.Keseimbangan (Balance)
: cara mengatur objek
secara serasi dalam bidang gambar sehingga objek utama terlihat jelas.
Keseimbangan terbagi atas keseimbangan
simetris, yaitu serasi dua objek atau lebih dengan membagi dua bidang
gambar secara sama, dan keseimbangan
asimetris, yaitu keseimbangan yang dibuat dengan meletakan unsure-unsur
yang berbeda, baik ukuran, bentuk, maupun jarak.
c. Proporsi
: perbandingan bentuk
antara yang satu dan benda yang lainnya. Hal ini dilakukan agar gambar terlihat
padu dan enak dipandang.
d. Irama
: kesan gerak yang
dihasilkan oleh garis, warna, bentuk, dan tekstursecara berulang(repetition)
dan gerak (movement).
e. Kesatuan
: perpaduan unsur-unsur
dari berbagai elemen yang ada dan saling berhubungan serta melengkapi sehingga
menimbulkankesan berbentuk dengan baik.
f. Aksentuasi
: unsure pembeda pada
gambar agar tidak kelihatan monoton dan membosankan.
2. Media
Menggambar Ekspresif
Media yang digunakan untuk menggambar
ekspresif sangat beragam, misalnta kertas HVS, kertas gambar, dan kanvas,
antara lain lebih jelasnya sebagai berikut :
a. Kanvas
adalah media dari yang
terbuat dari kain yang dibentangkan pada bingkai kayu (spanram) yang dilaburi
atau ditutupi dengan campuran bahan tertentu biasanya singwit dan lem kayu
dicampur dengan air.
b. Pensil
Warna, pensil warna bentuknya
hamper mirip dengan pensil hitam, hanya isinya berwarna. Ada juga pensil warna
yang bersifat aquarel.
c. Cat
air (water colour) mempunyai
karakter tranparant (tembus pandang). Cat air digunakan dengan teknik aquarel.
d. Pastel,
terbuat dari sejenis
kapur yang mengandung minyak dan pewarna serta memilikisifat yang lembut (soft). Warna yang dihasilkan lebih
ekspresif, penggunaannya bisa dicampur antara warna yang satu dan warna yang lain
secara berulang-ulang.
e. Cat
akrilik, merupakan cat
yang bahan pencampurnya air. Cat akrilik berbeda dengan cat lainya yang bahan
pencampurannya air karena cat ini cepat kering dan tidak luntur jika terkena
air.
f. Palet
dan Kuas, palet merupakan
alat yang digunakan untuk mencampur cat. Bentuk palet bervariasi dan biasanya
terbuat dari plastic atau papan. Kuas merupakan alat untuk melukis. Pemilihan
kuas disesuaikan dengan karakter gambar.
3. Cara
Menggambar Ekspresif
Teknik yang digunakan dalam menggambar
ekspresif pada dasarnya sama dengan teknik menggambar yang lainnya. Berikut ini
hal-hal yang berhubungan dengan menggambar ekspresif :
a. Media
: tidak terbatas hanya
pada kanvas saja. Media lainnya seperti sepatu kanvas, tas kanvas, karton,
kertas diamond, kertas linen, kertas khusus cat air, kertas dupleks, kertas daluang, triplek, hardboard dan bidang
datar lainnya pun bisa digunakan.
b. Objek
: mulai dari alam benda,
pemandangan alam, manusia, lingkungan pasar, perkotaan sampai peristiwa
peristiwa khayalan dan imajinasi.
c. Teknik
: adalah dengan
menafsirkan bentuk objek menjadi bentuk yang kamu inginkan atau dengan kata
lain unsure emosional sangat berperan penting. Beberapa teknik menggambar
ekspresif, adalah :
1)
Menekankan
spontanitas, maksudnya dalam menggambar pelukis harus bisa menangkap suasana
secara spontan dengan cara membuat garis besarnya, kemudian secara bertahap
diselesaikan atau disempurnakan.
2)
Berekspresilah
dengan warna dan garis secara bebas tanpa harus sesuai dengan warna dan bentuk
aslinya.
3)
Tuangkan
emosi sesuai dengan keadaan hati. Emosi bisa dikendalikan jika kamu sering
membuat gambar ekspresif.
4)
Merekam
suasana, artinya setiap kejadian yang kamu lihat atauketika berkhayal dapat
dituangkan kedalam gambar secara ekspresif sehingga perwujudan gambar menjadi
lebih dinamis dan tidak monoton atau di lebih-lebihkan.
B. Melukis
Gambar Ekspresif.
1
Melukis dengan Cat Air
Untuk melukis dengan cat air, kamu harus
menggunakan kertas gambar yang tebal atau kertas khusus untuk cat air. Berikut
inialat dan bahan serta teknik dalam melukis menggunakan cat air.
a. Alat
dan bahan
Alat
dan bahan yang digunakan adalah :
· Cat air berbagai warna
· Kertas gambar khusus cat air atau bisa
kertas tebal
· Kuas untuk mewarnai
· Selotape kertas untuk menempelkan kertas
pada triplek
· Triplek untuk alas kertas
· Lap untuk membersihkan kuas
· Palet untuk mencampur warna
· Gelas untuk menaru air.
b. Teknik.
· Ada beberapa teknik yang digunakan untuk
menggambar dengan cat air, namun yang paling umum digunakan adalah teknik wet on wet.teknik ini dilakukan dengan
mencampur warna di atas lapisan yang masih basah.untuk melakukannya, kamu harus
teliti agar kertastidak sobek sehinggamerusak gambar yang sudah dibuat.
· Teknik transparant/tembus pandang, harus
tipis tipis dan halus dalam sapuan kuas, menunggu kering apabila warna yang
sudah ada ingin di tindih atau ditumpangi warna diatasnya.
c. Langkah kerja
Berikut
ini langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk membuat lukisa yang diwarnai
dengan cat air :
· Siapkan kertas gambar
· Rekatkan kertas gambar pada papan
tripleks agar kertas tidak mengerut atau bergelombang.
· Siapkan cat air pada palet dan air dalam
gelas
· Siapkan kuas yang akan digunakan,
bisalebih dari satu kuas.
· Buatlah sketsa gambar pada kertas gambar
· Warnai gambar dengan cat air
· Gunakan kuas berukuran besar untuk
bagian latar (bacground)
·
Berlatihlah
menggores dengan sapuan yang halus dan tipis (transparant)
Pelajaran
12
KARYA
SENI RUPA MURNI INDONESIA
A. Sejarah
Perkembangan Seni Lukis Indonesia
Secara garis besar perkembangan seni rupa Indonesia
meliputi seni prasejarah, sejarah seni Indonesia-Hindu, seni Indonesia-Islam,
dan seni Indonesia Modern, yaitu :
1 Sejarah
Lukis Prasejarah Indonesia
Pada zaman tersebut lukisan dibuat
pada dinding-dinding gua dan karang. Salah satu teknik yang digunakan oleh
orang-orang gua melukis di dinding dinding gua adalah menempelkan tangan di
dinding gua, lalu disemprot dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral
berwarna. Teknik ini dikenal dengan nama aerograph.
Pada umumnya tujuan dan tema yang dipilih untuk membuat lukisan-lukisan
tersebut adalah magis. Contoh karya seni tersebut bisa dilihat di gua leang-leang Pattekere di maros. Lukisan
tersebut menggambarkan adegan perburuan, ada juga lukisan pada dinding-dinding
gua tersebut dipantai selatan Irian jaya (Papua). Hal yang menarik perhatian
pada lukisan yang tersebar di daerah yang amat luas itu adalah siluet tangan yang terdapat dimana-mana. Cap tangan terdapat pula di Sulawesi
Selatan, pada lukisan ditebing batu di teluk Sulaeman Seram, di teluk Berau
papua, dan di pulau arguni dan kepulauan Kei. Selain motif bayangan tangan,
motif yang terdapat di banyak tempat ialah sosok manusia, ;perahu, matahari,
bulan, burung, ikan, kura-kura, kadal, kaki, dan babi rusa.
2 Seni
Lukis Hindu Klasik Indonesia
Zaman ini merupakan babak baru dalam
periodisasi kebudayaan karena masuknya pengaruh Hindu. Di Indonesia dapat
dikatakan sebagai zaman sejarah karena pada`zamanini telah diketemukan
peninggalan berupa tulisan. Hal ini terjadi karena adanya kontak kebudayaan
dengan India sekitarabad ke – 5 M.
Tema
yang digunakan pada suatu karya seni pada masa ini antara lain tema agama, mitologi, legenda, dan cerita
sejarah. Contohnya lukisan Bali klasik yang berisi cerita Ramayana dan mahabhrata. Gaya yang
dipakai pada pahatan dinding candi zaman majapahit adalah wayang dengan
komposisi mendatar yang padat sarat dengan stilasi.Gaya
wayang ini menunjukan tanda persamaan dengan dalam stilasi bentuk tokoh cerita
wayang kulit dan lukisan Bali Klasik. Warna lukisan terbatas pada warna-warna
yang dapat dicapai bahan alami seperti kulit kayu, daun-daunan, tanah, dan
jelaga. Lukisan dibuat pada pada kain yang memanjang tanpa dipasang bingkai
rentangsehingga hasilnya menyerupai lukisan gulungan. Seperti juga pahatan
dinding candi dan gambar lontar. Fungsi dari lukisan bali Klasik adalah sebagai
media pendidikan sesuai dengan ajaran agama atau falsafah hidup zaman Hindu.
Seni lukis bali mulai berlangsung keyika kebudayaan Hindu Jawa Timur terdesak
oleh kebudayaan Islam. Perkembangan seni lukis Hindu-Bali dapat diuraikan di
uraikan dalam tiga bagian, yaitu seni lukis Kamasan, seni lukis Pita Maha, dan seni
lukis Seniman Muda.
3 Seni
Lukis Islam Indonesia
Pada seni Islam, terdapat suatu
pantangan untuk melukiskan motif makhluk hidupdalam bentuk realistis. Para
seniman melakukan upaya kompromistis dengan kebudayaan sebelumnya.
Dalam hal ini toleransi Islam
mendukung proses kesinambungan tradisi seni rupa sebelumnya, tetapi dengan
nafas baru, seperti hiasan dengan motif stilasi binatang dn manusia dipadukan
dengan huruf Arab, baik dalam penerapan elemen estetis pada masjid, penggarapan
seni kriya, lukisan atau kaligrafi. Adapun pembuatan patung, dibuat demikian
tersamar sehingga seolah-olah gambaran ini hanya berupa hiasan dedaunan atau
flora.
Biasanya lukisan dibuat sebagai hiasn
yang menggambarkan cerita-cerita tokoh dalam pewayangan atau lukisan binatang
candra sangkala dan tentang riwayat nabi. Adapun bentuk lukisan yang disamarkan
seperti lukisan kaca yang berasal dari Cirebon.
4 Seni
Lukis Indonesia Baru
Seni lukis Indonesia baru berkembang
setelah masa seni lukis Islam. Berikut ini latar belakang lahirnya seni lukis
Indonesia Baru beserta perkembangannya.
a. Latar
Belakang.
Karya seni lahir dari jiwa seorang
seniman melalui pengolahan media dengan bahan, alat, dan teknik tertentu. Tidak
dipungkiri bahwa karya seni seringkali menampilkan hal-hal yang khasdan unik
dari suatu pribadi. Perkembangan seni lukis Indonesia dipengaruhi kuat oleh
kekuatan sejarah. Latar belakang lahirnya seni lukis Indonesia adalah sebagai
berikut :
1)
Warisan Budaya : merupakan bagian dalam pembentukan
watak seseorang manusia berdasar pada hubungan manusia dengan keadaan di
sekelilingnya. Didalamnya terkandung hubungan kejiwaan antara intuisi manusia
dan emosi manusia dengan realitas yang tak terumuskan.
2)
Kekuatan Sejarah : berupa kejadian-kejadian dan
gejala-gejala sosial yang berlangsung disekeliling seniman. Kehidupan sosial
dengan pergolakan dan perjuangan nasional. Tumbuhnya kesadaran nasional yang
mencetuskan Sumpah Pemuda pada 1928 pun merupakan gejala masyarakat yang
menjado dorongan kuat di masa awal perkembangan seni lukis Indonesia baru.
3)
Pengaruh Barat : kenyataan yang juga merupakan
kekuatan sejarah. Masa penjajahan, misalnya, mengakibatkan persentuhan antara
seni lukis Indonesia pada awal pembentukannya dengan seni lukis barat. Majunya
media komunikasi dunia dan pencampuran peradaban dunia seni rupa pun menjadi
masalah khusus.
b. Perkembangan
Seni lukis Indonesia Baru.
Seni rupa modern di Eropa diproklamirkan
sejak munculnya aliran post impresionisme
(awal abad ke-18). Saat itu ruang untuk kebebasan mencipta karya seni terbuka
lebar yang diawali dengan tumbuhnya sukap individualistis dalam berkarya.
Persentuhan seni kolektif Indonesia dan seni modern Eropa berjalan melalui
pelukis-pelukis Eropa yang datang ke Indonesia. Pada zaman seni rupa Indonesia
baru ini, terjadi beberapa perkembangan seperti berikut :
1)
Masa Raden Saleh (perintisan)
Pada pertengahan abad ke-19, dunia seni
lukis atauseni gambar seniman seniman Indonesia masih mengacu gaya tradisional
yang berkembang didaerah-daerah. Sebagian besar karya seni tersebut menyimpan
potensi dekoratif. Misalnya, lukisan di bali dan jawa serta ornamen di Toraja
dan Kalimantan. Sebagian ahli memandang Raden
Saleh Syarif Bustaman (1807-1880) sebagai perintis seni lukis modern
Indonesia. Ungkaoan ini tidak berlebihan mengingat R. Saleh merupakan orang
Indonesia pertama yang mendapat bimbingan melukis secara khusus dari
pelukis-pelukis bergaya naturalis dan realis keturunan Belgia yang pernah
tinggal di Indonesia, yakni A.A.J. Payen. Atas rekomendasi payen dan didukung
oleh C. Reinwart, Raden Saleh berkesempatan belajar di Eropa. R Saleh di Eropa
mendapat bimbingan dari pelukis potret terkemuka, Cornellius Krusemen dan
pelukis Pemandangan alam, Andreas Schefhout. Lebih 20 tahun lamanya R. Saleh
berada di Eropa, pada tahun 1851 ia menyempatkan pulang ke Indonesia. Dan pada
tahun 1879 ia menetapkan pulang ke Indonesia dan selanjutnya bermukim di bogor.
Setahun kemudian, tepatnya 23 April 1880, beliau wafat di Bondongan, Bogot.
Karya lukis tersirat memuat kebangsaan yang tersembunyi yaitu Antara Hidup dan Mati. Karya ini
memperlihatkan pertarungan antara seekor Banteng (symbol keperkasaan dan
kekuatan bangsa Indonesia) dan dua ekor singa (symbol kerakusan dan ketamakan
penjajah). Demikian pula lukisan Penangkapan
Pangeran Diponegoro.
2)
Masa Indonesia Jelita (Mooi Indie)
Pada awalabad ke-20, munculah Abdullah Suryosubroto yang juga
keturunan bangsawan Solo, pada dasarnya Abdullah ke Eropa bermaksud mempelajari
ilmu kedokteran. Namun niat itu berubah karena ketertarikannya terhadap dunia
seni lukis yang kemudian mengantarkannya menjadi mahasiswa pada salah satu
akdemi kesenian di Eropa. Sepulan dari Eropa, Abdullah S.R (1878-1941) bermukim
di Bandung dan kemudian mengembangkan gaya melukis sendiri,yang kemudian
dikenal sebutan Indonesia Jelita (Mooi
indie). Gaya ini menekankan pada keelokan dan suasana kehidupan bangsa
Indonesia dengan alamnya yang subur dan masyarakatnya yang tentram. Pemandangan
alam merupakan objek yang sangat dominan. Apa saja yang indah dan romantis
terlihat menyenangkan, tenang, damai, apalagi lukisan wanita-wanitanya yang
elok nan cantik. Lukisan-lukisan itu hanya membawa satu makna, yaitu ‘Indies yang molek’ bagi orang asing dan
para wistawan. Pelukis pribumi yang gemar dengan gaya ini adalah, Wakidi, M.
Pirngadie, Basuki Abdullah, dan Wahdi. Pelukis asing antara lain W.G Hofker (Belanda),
R.Locatelli (Italia), Le Mayeur (Belanda), Roland Strasser (Swiss), E. Dezentje
(Belanda), Rudolf Bonnet (Belanda).
3)
Masa Cita Nasional
S. Sudjojono (1913-1986) sebagai penggerak
kelompok ini sama sekali tidak pernah belajar seni rupa ke Eropa.
Pelukis-pelukis yang tergabung dalam kelompok ini antara lain Agus Djaya
Suminta, L.Sutioso, Rameli, Abdul Salam, Otto Jaya, S. Sudiarjo, Emiria Sunassa,
Saptarita Latif, Herbert Hutagalung, S. Tutur, Hendro Jasmara, dan Sutioso.
Untuk
memperkokoh gerakan dan menyamakan persepsi, kelompok ini kemudian membentuk
Perkumpulan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1938 di Jakarta. Karena
tujuanya adalah menggalang solidaritas nasional antar seniman local dalam
mengembangkanseni lukis yang bercorak Indonesia asli, mereka senantiasa membuat
sketsa-sketsa tentang corak kehidupan masyarakat saatitu di berbagai tempat.
4)
Masa Pendudukan Jepang
Pada zaman pendudukan Jepang, tepatnya
pada tahun 1942, PERSAGI dipaksa bubar. Seniman yang lahir dari kalangan grass root (akar rumput), yakni
masyarakat bawah, jumlahnya semakin banyak. Sementara itu, tentara pendudukan
Jepang yang berkuasa pada saat itu sangat jeli melihat perkembangan kesenian
Indonesia. Pada tahun 1945, mereka mendirikansebuah lembaga dengan nama Jepang Keimin Bunka Shidoso (Pusat Kebudayaa)
yang pengajarnya merupakan mantan anggota PERSAGI seperti Agus Djaya Suminta
dan S. Sudjojono. Mereka meyediakan sarana dan prasarna berkesenian. Kemudian
muncul wadah tempat penampungan aspirasi rakyat, dibentuklah lembaga yang
berupaya mempersiapkan segala sesuatu hal yang mungkin terjadi. Lembaga ini
didirikan oleh Ir. Soekarno, K.H. Mansur, dan KI Hajar Dewantara dengan nama Poesat Tebaga Rakjat atau POETRA. Salah satu bidang yang dikelola
lembaga ini adalah seni lukis. Pelukis yang aktif dalam lembaga POETRA adalah
para pelukis berbagai aliran seperti S.
Sudjojono, Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, Barli Sasmita dan Wahdi.
5)
Masa Sesudah Kemerdekaan
Pada tahun 1946 di Yogyakarta, affandi, Rusli,
Hendra Gunawan, dan Harijadi membentuk perkumpulan Seni Rupa Masyarakat. Setahun kemudian, yaitu 1947 mereka bergabung
dengan perkumpulan Seniman Indonesia
Muda (SIM) yang dibentuk pada 1946 di Madiun dengan pelopor S. Sudjojono. Namun adanya pertentangan
internal diantara pengurus membuat Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM
dan membentuk kelompok Peloekis Rakjat,
yang didalamnya terdapat Soedarso, Kusnadi, sasongko, Dullah, Trubus, Sumitro,
Sudoarjo, dan Setijoso.
6)
Masa Pendiddikan Formal
Pada tahun 1949,R.J Katamsi dengan beberapa seniman
anggota SIM, Pelukis Rakjat, POETRA, dan budayawan Tamansiswa merintis Akademi
Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang kini berubah menjadi Institut Seni Indonesia
ISI. Yang tujuanya mendirikan akademi ini adalah untuk mencetak calon-calon
seniman. Para tokoh ASRI antara lain S. Sudjojono, Hendra Gunawan,
Djajengasmoro, Kusnadi, Sindusiswono. Sementara itu di bandung pada tahun 1950
berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori Syafe’i Soemardja.
Sejak tahun 1959, lembaga ini berunah nama menjadi jurusan Seni Rupa pada
Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 1964, berdiri pula jurusan Pendidikan
Seni Rupa IKIP Bandung (saat ini bernama Universitas Pendidikan Indonesia) yang
dipelopori oleh Barli, Karmas, Popo Iskandar, Radiosuto dan Wiyoso Tudoseputo.
Sebagian alumni Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung yang menekuni seni lukis adalah
seniman Oho Garha, Nana Banna, Hidayat, Dadang MA, dan Hardiman. Beberapa tahun
kemudian dibuka Jurusan Seni Rupa IKIP lainnya di seluruh Indonesia.
7)
Masa Seni Lukis baru di Indonesia
Sekitar tahun 1974 lahirlah kelompok seniman mudadi
berbagai daerah. Para seniman muda yang tergabung dalam gerakan ini antara lain
Jim Supangkat, S. Prinka, Satyagraha, F.X. Harsono, Drde Eri Supria, dan Munni
Ardi. Pameran perdana mereka yang diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM)
Jakarta banyak mengundang perhatian. Karya-karya
seniman baru yang kebanyakan masih kuliah itu didasari oleh alas an-alasan
sebagai berikut :
· Membongkar peristilahan seniman sebagai
atribut yang hanya dilekatkan pada kalangan akademis saja, sementara masyarakat
kecil yang bergiat dalam kesenian tidak mendapat tempat yang semestinya.
· Menggugat batasan-batasan seni yang
sudah lama dipancangkan oleh seniman tua. Ini berarti menghindari adanya
pembingkaian seni dalam satu kaca mata.
· Berusaha menciptakan sesuatu yang baru
dengan berbagai media, konsep berkarya, dan lain-lain. Penciptaan karya seni
tersebut tidak terkecuali seni yang diterapkan pada hal yang dipndang sakral.
B. Sikap
Apresiasi Seni Rupa Murni Nusantara
1 Proses
Berkarya Seni Rupa
Untuk mendapatkan pengakuan dari dunia
luar, seorang seniman harus bekerja dengan kesungguhan dan hati, bekerja
terus-menerus dengan memperbanyak praktek dan terus mengolah imajinasi
pengetahuan teknik. Hal tersebut dapat diringkas melalui skema berikut ini :
Pendorong
|
Seniman
|
Keinginan
untuk berkarya
|
Proses
kreatif
|
Karya
|
Identitas
(cirri khas)
|
Pengaruh
|
Skema
proses dalam menghasilkan sebuah jkarya hingga mendapatkan pengakuan
2 Mengapresiasi
Karya Seni Rupa Murni
Tujuan poko dari apresiasi seni secara
umum adalah menjadikan masyarakat dapat menerima dan menikmati sebuah karya
atau masyarakat menjadi peka seni. Dari proses inilah nantinya masyarakat mau
dan mampu untuk mengomentari sebuah karya. Komentar dilontarkan oleh masyarakat
akan membentuk sebuah opini tentang seni. Opini bisa bersifat khusus tentang
hal kekaryaan seperti warna dan bentuk, atau kekaryaan seperti ide, gagasan,
makna, pesan, dan tujuanpembuatan karya. Komentar dan opini inilah yang dalam
seni rupa sering disebut dengan kritik seni.
3 Tahapan
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Murni
Ada tahapan dalam mengapresiasi karya
seni rupa murni sepert senilukis, seni patung, dan seni grafis adalah sebagai
berikut :
a. Tahap
Awal : tahap ketika
seorang pengamat melihat sebuah karya, baik karya yang dipamerkan maupun
melihat karya tertentusecara sekilas. Tahap ini disebut juga dengan tahap
perkenalan.
b. Tahap
Penghayatan : merupakan
tahap dimana seorang pengamat berupaya untuk mengamati lebih jauhl agi dan
berusaha untuk memahami serta menghayati sebuah karya.
c. Tahap
Penilaian : merupakan
tahap pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangantertentu
tentang bernilai atau berharganya suatu karya seni. Tahapan ini juga dapat
dikatakantahap penghargaan dengan menentukan apakah karya yang sedang
diapresasi baik atau indah.
Dalam mengapresiasi sebuah karya seni
rupa kamu dapat memahami, menghayati, menilai, memberikan keputusan terhadap
sebuah karya seni secara bebas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini :
1)
Mendeskripsikan (pemaparan) sebuah karya dengan cara menemukan dan
mencatat sesuatu yang dilihat apa adanya, namun tidak mengambil kesimpulan
apapun.
2)
Uraian kebentukan (formal), yaitu tahapan menelusuri sebuah karya
berdasarkan strukturnya, baik itu warna, garis, bentuk, maupun teksturnya.
3)
Penafsiran makna yang meliputi tema yang digarap dan
masalh-masalh yang dikemukakan.
4)
Penilaian, yaitu tahapan untuk menetukan derajat suatu karya
seni.
Pelajaran
13
PAMERAN
DAN PERGELARAN
A. Pengertian
Pameran dan Pergelaran
Pameran
seni rupa merupakan
kegiatan mempertunjukan karya seni rupa kepada orang lain untuk mendapatkan
tanggapan dan penilaian. Pameran mengandung arti bahwa suatu yang
dipertunjukan bersifat statis (diam).Sesuatu dipertunjukan atau ditempatkan
dengan tujuan diamati, dihayati, dinikmati, dan dihargai. Selain itu suatu
usaha untuk berdialog dengan masyarakat dan mencari identitas lingkungan,
pamera berfungsi juga untuk menemukan jejak pribadi seorang seniman.Pergelaran
mengandung arti bahwa hal-hal yang dipertunjukan bersifat dinamis
(bergerak).Pergelaran merupakan suatu bentuk kegiatan untuk menampilkan atau
memperkenalkan barang, jasa, atau prestasi kepada publik. Tujuan pergelaran
adalah sebagai bentuk informasi atau media komunikasi dan juga membangkitkan
semangat pengunjung.
B. Prinsip-prinsip
Pameran dan Pergelaran :
1. Perencanaan
(Planning)
v Menentukan
tema : Merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan.Menetukan tema
harus sesuai tujuan pameran.
v Menentukan
rencana kegiatan pameran : Rencana kegiatan antara lain : jenis karya,waktu,
alokasi, jumlah dana, bentuk kegiatan.
v Menyusun
program kegiatan : Perlu dirumuskan tujuan umum pameran,waktu, panitia,hasil
karya,bentuk,biaya.
v Menentukan
tempat Pameran : Ruang yang cocok dan strategis sebagai tempat pameran atau
pergelaran.
2. Pengelolaan
(Organizing) Mengorganisasi kegiatan pameran adalah melakukan kegiatan
pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan struktur organisasi.
v Membentuk
kepanitiaan : Struktur
organisasi : Pembimbing, Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, Seksi
penyeleksi karya, seksi acara, seksi display, publikasi, dokumentasi,
perlengkapan, penerima tamu, keamanan dan lain-lainya.
v Menyusun
rencana kerja dan jadwal kerja : Rencana kerja adalah rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan. Jadwal kerja merupakan urutan-urutan waktu
pelaksanaan suatu rencana kegiatan.
v Memilih
karya : Memilih karya
yang sudah di seleksi.
v Pendalaman
karya pribadi : Tujuannya untuk menambah
kualitas karya
tersebut.
3. Pelaksanaan
:
v Pengorganisasiannya
: Merupakan kegiatan mengatur, membagi
tugas, rapat, mengawasi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.Tugas
Koordinasi tanggung jawab ketua panitia.
v Penataan
Ruang : Dilakukan untuk
menciptakan suasana nyaman, aman, lancar.
4. Pengontrolan
atau Penilaian Acara : Yang perlu dikontrol antara lain
v Organisasi
penyelenggara : yang dinilai adalah menguraikan pola atau tata kerja
penyelenggara pameran.
v Kualitas
Karya : yang dinilai menguraikan kelebihan dan kekurangan karya seni.
C. Ragam
Pameran Seni Rupa :
Ragam pameran ada 2 yaitu :
1. Berdasar
karya yang dipamerkan :
a. Pameran
Homogen :
Pameran yang hanya memamerkan satu jenis karya saja, lukisan saja, patung saja.
b. Pameran
Heterogen : Pameran yang memamerkan
berbagai jenis karya, lukisan, patung, grafis di jadikan satu.
2. Berdasarkan
jumlah pesertamya :
a. Pameran
Tunggal : Pameran jumlah pesertanya satu
orang.
b. Pameran
Kelompok : Pameran yang jumlah
pesertanya lebih dari satu orang
3. Berdasarkan
jenis-jenis karya seni rupa yang dapat dipamerkan, karya seni :
·
Patung
·
Kerajinan
·
Ilustrasi
·
Tekstil
·
Lukis
·
Keramik
·
Grafis
·
Ukir
Karya seni tersebut dapat
dipamerkan secara bersamaan atau secara
tersendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahmat Suhernawan, Rizal Ardhya Nugraha.
Seni Rupa untuk SMP/MTs kelas VII, VII
dan IX, Jakarta 2010. Kementerian Pendidikan Nasional : CV. Adi Perkasa
Tim Abdi Guru, 2005. Kesenian
Untuk SMP Kelas VIII. Buku Guru Sekolah menenengah Pertama. Jakarta :Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar